

1960 — 1963
Pahit getir perjuangan beliau rasakan, terutama penolakan dari masyarakat yang masih memegang kuat ajaran Islam yang bercampur dengan Takhayuk, Bid’ah, serta Khurafat yang masih sangat banyak pada masa itu. Namun, perlahan tapi pasti, usaha yang dilakukan beliau ternyata masih mendapat respon yang sngat mengembirakan dan sebagian besar masyarakat , terutama dari masyarakat yang memiliki pandangan yang lebih moderat dalam masalah keagamaan.
1963 — 1989

Beliau merasa perlu mendirikan sarana pendidikan yang lebih representatif, dan untuk itu, beberapa tahun setelahnya berdirilah sebuah madrasah yang diberi nama Madrasah Manba’ul Huda yang menyelenggarakan pendidikan tingkat Diniyyah Ula bagi anak-anak dengan lokasi belajar di mesjid Manba’ul Huda pada pagi hari dan di kediaman beliau untuk malam harinya.
Pada tahun 1963 didirikan bangunan madrasah dengan ukuran 10 x 8 m sebagai tempat kegiatan pendidikan yang terletak di samping Mesjid. Pada tahun 1983, Al-Ustadz H. Itoh Qomaruddin wafat. Adapun sebagai penanggung jawab kegiatan mesjid dan Madrsaha Manba’ul Huda , posisinya digantikan oleh Al-Ustadz H. Amin Al-Husaeni yang juga merupakan putra sulungnya.
1989 — 1992

Tahun 1989, Madrasah menerima wakaf seluas 489 m2 yang terletak disebelah selatan bangunan Mesjid dan Madrsaha lama dari Hj. Anikah yang merupkan ibu dari H. Amin Al-Husaeni. Pada tahun itu juga, dengan dana yang tersedia, maka dimulailah pembangunan gedung madrasah permanen dan terdiri dari 2 lantai yang pembangunannya dimulai pada tahun 1989 serta selesai pada tahun 1992.
1992 — 1995
Tahun 1992, selain terjadi perpindahan kagiatan madrasah dari bangunan lama ke bangunan baru, pada tahun itu juga didirikan jenjang pendidikan tingkat Tajhiziyah dengan jumlah santri sebanyak 7 orang, namun karena keterbatasan dalam hal tenaga pelaksana serta administrasi, jenjang pendidikan untuk tingkat tajhiziyah tidak berlanjut.
1995 — 1996
Pembenahan intern organisasi serta pengajuan peningkatan status Madrasah Manba’ul Huda menjadi Pesantren Persatuan Islam kepada Pimpinan Pusat Persatuan Islam. Pada tanggal 12 Januari 1996 bersamaan dengan peresmian pemberian nama PESANTREN PERSATUAN ISLAM 110 dari Pimpinan Pusat Persatuan Islam, diresmikan juga jenjang pendidikan tingkat Tsanawiyyah.